,

Anak Muda di Kepulauan Meranti Dilibatkan Jaga Ekosistem Sagu dan Mangrove

Anak Muda di Kepulauan Meranti Dilibatkan Jaga Ekosistem Sagu dan Mangrove

Penanaman sagu dan mangrove di Desa Lukit, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, pada Minggu (29/9/2024).

CAKRAREPUBLIK COMPEKANBARU Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melakukan upaya pemulihan lingkungan hidup. Kegiatanya yakni, menggandeng anak muda melalui penanaman sagu dan mangrove di Desa Lukit, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, pada Minggu (29/9/2024).

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam menghadapi tiga krisis planet yang saling terkait, yaitu perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi. 

Kepala BRGM Hartono mengatakan, saat ini pihaknya terus melakukan upaya pemulihan lingkungan hidup melalui restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove.

Pasalnya, tiga krisis planet yang saling terkait tersebut tidak hanya berdampak pada keseimbangan alam, namun berdampak erat pada keberlangsungan hidup manusia.

“Perhatian dan keterlibatan berbagai pihak sangat diperlukan dalam pelestarian ekosistem gambut dan mangrove. Karena itu BRGM melibatkan generasi muda, yang merupakan ujung tombak dalam pengembalian fungsi ekosistem gambut dan mangrove melalui kegiatan Youth Conservation Festival (YCFest) 2024,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, kegiatan ini di pusatkan di Desa Lukit, yang merupakan salah satu desa yang mampu menunjukkan sinergi positif dalam restorasi dan konservasi lahan gambut. Melalui keberlanjutan kegiatan restorasi seperti penanaman sagu dan pengembangan ekowisata mangrove. 

“Masyarakat di Desa Lukit secara mandiri telah melakukan rehabilitasi mangrove,” sebutnya.

Sekretaris Desa Lukit, Muhammad Ali Murtado menyebutkan bahwa tantangan terberat di Desa Lukit adalah kebakaran besar tahun 2014. Bahkan hal tersebut sempat menyebabkan masyarakat sulit mencari bahan pangan serta aktivitas masyarakat menjadi terganggu. 

“Di tahun 2017 – 2019, ada program sekat kanal dari BRGM untuk menahan laju air sehingga lahan gambut tetap basah. Dilanjutkan pada tahun 2020, kegiatan penanaman sagu mulai berjalan, hingga tahun 2024 ini, total luas lahan gambut yang telah dilakukan revegetasi seluas 135 hektar,” ucapnya.

“Selain itu, masyarakat secara mandiri telah melakukan rehabilitasi mangrove. Harapannya kegiatan restorasi gambut dan mangrove ini berjalan secara berkelanjutan,” imbuh Ali.

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

About Author

Redaksi Cakra Republik

Berita Tepercaya Di Dunia.

Categories