Cakrarepublik.com –Rohil —Lagi BUMD diguncang permasalahan pembelian lahan perkebunan di areal PT. Jatim Jaya Perkasa Simpang Damar atau lahan eks Transmigrasi yang masuk dalam HGU Perusahan tersebut, dalam rancangan kerja terbaru PT.SPRH didapati penganggaran pembelian tanah (lahan perkebunan),
Dalam pembelian tanah tersebut BUMD PT. SPRH memakai jasa oknum”makelar” inisial Z, untuk membeli lahan eks transmigrasi yang masuk dalam HGU PT.Jatim Jaya Perkasa sebesar 50 M
Melalui Kepala Divisi Pengembangan PT. SPRH melaporkan kepada seorang wanita yang duduk di DPR-RI inisial K, bahwa pembelian tanah ( lahan eks transmigrasi di wilayah HGU PT Jatim Jaya Perkasa tersebut ,akan dibayarkan sebesar 50 M
Mendengar akan hal tersebut salah satu direksi BUMD , mengkonfirmasi akan kebenaran pembelian lahan tersebut ke GeM PT. JJP parlin panjaitan dan mengatakan bahwa pembelian tersebut tidak pernah ada dan itu berita bohong alias fiktif
“saya sudah komunikasi dengan GeM PT JJP, bahwa telah membantah ada transaksi pembelian lahan di wilayah HGU kami dan menerima uang sebesar 50 milyar untuk pembelian HGU atau lahan eks transmigrasi yang masuk dalam HGU PT. Jatim Jaya Perkasa untuk BUMD PT. SPRH ,mana lah mungkin PT. JJP menjual lahan ke PT. SPRH , kalau mau menambah lahan lagi mungkin iya” kata Direksi BUMD PT. SPRH tersebut.
Lanjutnya, Sekarang PT. JJP akan melakukan penuntutan kepada pihak PT. SPRH, yang telah mengatakan pembelian HGU atau eks lahan transmigrasi yang ada dalam HGU PT. JJP, karena telah mencemarkan nama baik Perusahan
” Malah sekarang menurut info PT Jatim akan menuntut oknum PT. SPRH ,karena telah mencemarkan nama baik Perusahaan ,seolah olah lahan PT. JJP dijual untuk BUMD PT. SPRH” tutup Direksi BUMD Rohil tersebut
Ditempat Yang berbeda GM PT Jatim parlin Panjaitan, saat dikonfirmasi akan permasalahan ini turut membenarkan perkataan salah satu direksi BUMD tersebut.
Karena isu yang beredar saat ini, Mata masyarakat kini tertuju pada langkah-langkah pemerintah selanjutnya, Akankah ada keadilan, atau kasus ini akan tenggelam seperti skandal-skandal sebelumnya?