banner 728x250

Skandal Rp480 Miliar: Uang Daerah Diduga Dikorupsi, Dua Pejabat Dipecat!

Skandal Rp480 Miliar: Uang Daerah Diduga Dikorupsi, Dua Pejabat Dipecat!

Cakrarepublik.com Rokan hilir. Sebuah skandal besar mengguncang salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Laporan anggaran tahun 2024 mengungkapkan bahwa laba tahun buku 2023 sebesar Rp489,44 miliar diduga “dipaksa” habis untuk kepentingan BUMD tanpa masuk ke kas daerah sebagai bagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Fakta ini memicu kecurigaan adanya praktik korupsi yang terorganisir.

Dalam rincian Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2024, sebanyak 60% dari laba dialokasikan untuk deviden, sementara sisanya untuk cadangan perusahaan, CSR, pengembangan usaha, dan berbagai pos lainnya. Namun, pengalokasian penuh dana ini tanpa transparansi membuat banyak pihak geram. “Ini bukan hanya penyelewengan, tapi perampokan uang rakyat secara terang-terangan!” tegas seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.

Dugaan ini semakin menguat setelah dua pejabat tinggi terkait, Rahmat dan Zulfakar, diberhentikan dari jabatannya. Langkah ini mempertegas adanya masalah serius dalam pengelolaan keuangan BUMD. “Ada sesuatu yang besar sedang disembunyikan. Kalau tidak, mengapa langsung ada pemecatan?” tambah sumber tersebut.

Masyarakat menilai tindakan ini sebagai upaya sistematis untuk mengamankan kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. “Ini bukan sekadar salah urus, ini niat mencuri uang rakyat. Uang sebesar itu seharusnya bisa membangun daerah, bukan lenyap untuk kepentingan segelintir orang,” ujar seorang aktivis anti-korupsi.

Skandal ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah daerah yang dianggap gagal mengawasi BUMD. Publik menuntut penyelidikan mendalam oleh aparat penegak hukum, mengingat nominal yang sangat besar dan potensi kerugian daerah yang signifikan. Jika terbukti, kasus ini bisa menjadi salah satu korupsi terbesar di tahun 2024.

Mata masyarakat kini tertuju pada langkah-langkah hukum selanjutnya, sementara tekanan publik terus meningkat. Akankah ada keadilan, atau kasus ini akan tenggelam seperti skandal-skandal sebelumnya?

Kabiro Rohil Amron harahap

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *