DUMAI – Bea Cukai Dumai (BC Dumai) kembali menorehkan prestasi gemilang dalam lima tahun terakhir, khususnya dalam pelayanan sekaligus pengawasan ekspor Crude Palm Oil (CPO). Komitmen dan kerja keras seluruh jajaran membuahkan hasil luar biasa, sebagaimana disampaikan Kepala Kantor KPPBC TMP B Dumai pada apel rutin Juni 2025.
Dalam kesempatan tersebut, dipaparkan bahwa realisasi penerimaan Kepabeanan dan Cukai per Juni 2025 telah mencapai 542,15% dari target. Khusus Bea Keluar, capaian tercatat sebesar 558,36% dari target yang ditetapkan Kantor Pusat.
Pencapaian tersebut lahir berkat sinergi, konsistensi, serta profesionalisme BC Dumai dalam melaksanakan pelayanan dan pengawasan ekspor CPO.
Sebagai informasi, Bea Keluar adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang ekspor tertentu sebagaimana diatur pemerintah. Penerapan Bea Keluar bertujuan menjaga keseimbangan antara kepentingan ekspor dan kebutuhan dalam negeri, mencegah eksploitasi sumber daya alam, sekaligus mendorong pertumbuhan industri pengolahan di dalam negeri.
Dalam lima tahun terakhir, CPO menjadi komoditas utama yang dikenakan Bea Keluar sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2024. Selain CPO, komoditas lain yang termasuk dalam daftar tersebut antara lain kulit dan kayu, biji kakao, serta produk hasil pengolahan mineral logam tertentu.
Dumai: Pelabuhan Strategis Ekspor CPO Peran BC Dumai semakin strategis dengan keberadaan Pelabuhan Dumai yang menjadi pusat ekspor CPO terbesar di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang 2020–2024 sekitar 9,8 juta ton CPO diekspor melalui pelabuhan ini, setara dengan 49,71% dari total tonase ekspor nasional
(Linda)
